KOTA BATU – Batu kini punya wajah baru. Ruang publiknya makin tertata, trotoarnya rapi, dan kawasan pusat kota terasa lebih hidup. Di balik transformasi itu, ada sosok yang bekerja dengan visi dan konsistensi: Alfi Nurhidayat, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Batu. Di bawah kepemimpinannya, program penataan pedestrian tidak hanya menjadi proyek fisik, tapi juga simbol perubahan menuju kota yang lebih manusiawi.
Figur yang Tegas dan Visioner

Sebagai birokrat yang lahir dan besar di lingkungan teknis, Alfi Nurhidayat dikenal sebagai pemimpin yang detail, tegas, dan terbuka terhadap inovasi. Ia tak segan turun langsung ke lapangan untuk memastikan kualitas pekerjaan sesuai standar. Rekan-rekan di lingkungan Dinas PUPR menyebutnya sebagai sosok yang “tidak suka asal jadi” dan selalu menekankan fungsi serta estetika setiap proyek.
Di tangannya, konsep pembangunan di Kota Batu berubah arah. Jika dulu trotoar hanya dianggap pelengkap jalan, kini pedestrian menjadi elemen penting dalam wajah kota. Alfi percaya, kota wisata seperti Batu harus memberi kenyamanan bagi siapa pun yang berkunjung — terutama bagi pejalan kaki yang ingin menikmati suasana kota tanpa hambatan.
Trotoar Glow in the Dark, Inovasi Pertama di Indonesia

Salah satu pencapaian yang membawa nama Alfi Nurhidayat dikenal luas adalah proyek pedestrian glow in the dark — trotoar yang menyala di malam hari berkat penggunaan bahan fosfor pada permukaannya. Proyek ini diterapkan di beberapa ruas utama seperti Jalan Panglima Sudirman, Jalan Diponegoro, dan Jalan Bromo. Selain menarik secara visual, trotoar ini juga dibuat dari bahan beton bermotif (stamped concrete) yang lebih kuat dan tahan lama.
Dengan anggaran sekitar Rp7 miliar dari APBD 2024, program ini dirancang bukan sekadar untuk mempercantik kota, tetapi juga meningkatkan keamanan pejalan kaki saat malam. Inovasi tersebut bahkan menjadikan Batu sebagai kota pertama di Indonesia yang menerapkan konsep trotoar bercahaya.
Fokus pada Kenyamanan dan Aksesibilitas

Selain estetika, Alfi Nurhidayat menaruh perhatian besar pada fungsi dan aksesibilitas. Setiap proyek pedestrian yang dibangun di bawah pengawasannya harus memenuhi standar kenyamanan, termasuk akses ramah difabel, drainase yang tertata, serta jalur aman bagi warga dan wisatawan.
Ia juga berupaya menjaga komunikasi dengan masyarakat, terutama para pelaku usaha di sekitar proyek. Tujuannya jelas: memastikan pekerjaan tidak mengganggu aktivitas warga dan memberi manfaat nyata setelah proyek selesai. Sikap ini menunjukkan kepemimpinan yang tidak hanya fokus pada hasil, tapi juga pada proses.
Tantangan yang Dihadapi
Tentu tidak semua berjalan mulus. Beberapa rencana, seperti pembangunan jembatan penyeberangan bawah tanah di depan Pasar Induk Among Tani, harus ditunda karena keterbatasan anggaran. Namun Alfi tetap realistis. Ia menjelaskan kepada publik bahwa setiap proyek membutuhkan perencanaan matang agar tidak membebani keuangan daerah. Transparansi seperti ini membuatnya dihormati, baik oleh rekan kerja maupun warga.
Dampak Nyata bagi Kota Batu
Kini, hasil kerja Alfi Nurhidayat mulai terasa. Pejalan kaki menikmati trotoar yang lebar, bersih, dan aman. Wisatawan bisa menjelajahi kota dengan lebih nyaman, sementara pelaku usaha di sepanjang jalan utama merasakan dampak positif dari peningkatan lalu lintas pejalan kaki.
Penataan pedestrian bukan hanya mempercantik ruang publik, tapi juga memperkuat identitas Batu sebagai city of tourism yang peduli pada kualitas pengalaman pengunjung. Dari situ, wajah Kota Batu berubah — lebih ramah, lebih tertib, dan lebih berkarakter.
Menata Kota, Menghadirkan Kenyamanan untuk Semua
Dengan visi dan dedikasi yang kuat, Alfi Nurhidayat telah membuktikan bahwa pembangunan infrastruktur tidak melulu soal beton dan anggaran, tapi tentang menciptakan ruang hidup yang nyaman bagi masyarakat. Trotoar yang dulu sekadar jalur kaki kini menjadi simbol perubahan. Di setiap langkah yang diambil warga dan wisatawan di Kota Batu, terselip kerja keras dan semangat pembaruan dari sosok pemimpin yang percaya bahwa kota yang baik adalah kota yang ramah untuk berjalan kaki.
Ingin tahu kisah menarik lainnya tentang sosok-sosok yang berperan membangun dan menginspirasi masyarakat di Batu dan Malang? Baca juga artikel lain tentang berbagai figur dengan cerita perjuangan dan dedikasi mereka di sini.