Candi Badut di Malang adalah salah satu peninggalan bersejarah yang sering luput dari perhatian wisatawan, padahal situs ini menyimpan nilai penting bagi perkembangan budaya dan arsitektur di Jawa Timur. Terletak di kawasan Tidar, Kecamatan Lowokwaru, candi ini menjadi saksi bisu peradaban kuno yang tumbuh di tanah Malang berabad-abad lalu. Kini, Candi Badut di Malang bukan hanya destinasi wisata sejarah, tetapi juga menjadi tempat wisata edukasi yang menarik untuk pelajar dan keluarga.

Menurut catatan arkeologi, Candi Badut merupakan peninggalan Kerajaan Kanjuruhan, kerajaan Hindu tertua di Jawa Timur yang berdiri sekitar abad ke-8 Masehi. Beberapa ahli menyebut bahwa candi ini dibangun untuk memuja Dewa Siwa, yang tercermin dari struktur bangunan dan reliefnya. Nama “Badut” sendiri diyakini berasal dari kata Sansekerta Bhadra, yang berarti “kebaikan” atau “keberuntungan”. Penelitian dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur juga menyebut bahwa bentuk dan gaya arsitekturnya mirip dengan candi-candi di dataran tinggi Dieng, menandakan adanya pengaruh budaya lintas wilayah pada masa itu.
Sebagai candi tertua di Jawa Timur, Candi Badut di Malang memiliki struktur yang cukup sederhana namun sarat makna. Bangunannya dibuat dari batu andesit dengan ukuran sekitar 7×7 meter, terdiri atas tiga bagian utama: kaki, tubuh, dan atap. Pada bagian kaki terdapat relief berbentuk hiasan sulur dan motif bunga yang melambangkan kesuburan, sedangkan pada tubuh candi terdapat relung-relung kecil tempat arca dewa ditempatkan. Meski sebagian ornamen sudah aus dimakan waktu, aura spiritual dan keagungan masa lalu masih terasa kuat di setiap sudutnya.
Selain nilai sejarah, Candi Badut juga berperan besar dalam dunia pendidikan. Banyak sekolah dan universitas di Malang yang menjadikan situs ini sebagai lokasi studi lapangan sejarah dan arkeologi. Melalui kunjungan langsung, siswa dapat mempelajari secara nyata bagaimana arsitektur Hindu berkembang di Jawa Timur, memahami fungsi simbolik dari relief, hingga mengenal teknik pemugaran candi. Aktivitas semacam ini mendukung konsep wisata edukasi di Malang, di mana belajar tidak hanya dilakukan di ruang kelas, tapi juga di lapangan dengan pengalaman langsung.

Pengunjung yang datang ke lokasi Candi Badut Malang akan disambut suasana yang tenang dan alami. Area sekitar candi tertata rapi dengan taman dan jalur pejalan kaki, menciptakan nuansa damai yang cocok untuk berwisata sambil belajar. Untuk masuk ke kawasan ini, pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk yang sangat terjangkau, biasanya tidak lebih dari Rp5.000 per orang. Fasilitas di sekitar candi juga cukup lengkap, seperti area parkir, toilet umum, dan beberapa papan informasi yang menjelaskan sejarah serta arsitektur Candi Badut.
Dari sisi geografis, lokasi Candi Badut sangat mudah diakses. Berjarak sekitar 5 km dari pusat Kota Malang, situs ini bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Rute menuju kawasan Tidar juga cukup strategis karena berada di jalur pendidikan dan permukiman. Tak jarang wisatawan yang baru pertama kali datang ke Malang menjadikan kunjungan ke Candi Badut sebagai agenda pembuka sebelum melanjutkan ke destinasi populer seperti Kampung Warna-Warni Jodipan atau Candi Singosari.
Bagi peneliti dan pencinta sejarah, asal-usul Candi Badut masih menyisakan banyak teka-teki menarik. Beberapa artefak yang ditemukan di sekitar area ini menunjukkan adanya hubungan erat dengan perkembangan budaya Hindu di Nusantara. Keberadaan lingga-yoni dan arca dewa-dewi menjadi bukti bahwa masyarakat pada masa itu sudah mengenal sistem kepercayaan dan ritual yang kompleks. Selain itu, pemugaran yang dilakukan pemerintah sejak tahun 1920-an berhasil menjaga keaslian struktur tanpa menghilangkan jejak aslinya.

Dalam konteks yang lebih luas, Candi Badut di Malang menjadi bagian penting dari jaringan tempat wisata sejarah di Malang yang mencerminkan kekayaan budaya lokal. Wisatawan dapat menjelajahi jalur sejarah yang menghubungkan Candi Badut dengan situs lain seperti Candi Singosari, Candi Jago, dan Candi Kidal. Melalui perjalanan ini, pengunjung bisa melihat kesinambungan antara masa lalu dan masa kini, sekaligus memahami bahwa peradaban Jawa Timur memiliki akar yang panjang dan mendalam.
Candi Badut bukan sekadar tumpukan batu tua. Ia adalah warisan yang hidup, mengajarkan nilai tentang keuletan, spiritualitas, dan penghargaan terhadap masa lalu. Bagi siapa pun yang ingin berwisata sambil belajar, situs ini menawarkan pengalaman yang tidak hanya indah secara visual tetapi juga bermakna secara intelektual. Jadi, jika kamu sedang merencanakan wisata edukasi di Kota Malang, sempatkanlah mengunjungi Candi Badut — tempat di mana sejarah, budaya, dan pembelajaran berpadu dalam satu perjalanan yang berkesan.
Ingin tahu lebih banyak destinasi seru di Malang dan Batu? Baca juga artikel wisata lainnya dan temukan inspirasi liburan berikutnya di Malang Raya.